JANGAN TAKUT BUNDA!! BIAN PENTING BUAT SI KECIL

 

Imunisasi adalah suatu upaya meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tertentu tidak akan mengalami sakit yang parah atau hanya mengalami sakit ringan. Pada balita dan anak di Indonesia telah diterapkan program imunisasi dasar lengkap dimana pemberian ini diberikan secara gratis oleh pemerintah. Pemberian imunisasi ini diberikan mulai dari usia 0 hari sampai usia remaja, ini dilakukan karena pada usia tersebut sangat rentan terhadap paparan penyakit. Penyakit-penyakit yang dapat dicegat dengan imunisasi (PD3I) diantaranya seperti tuberculosis, campak, rubella, hepatitis, pertusis, difteri, polio, tetanus neonatorum, meningitis, pneumonia, diare, dan sebagainya.

Imunisasi merupakan kegiatan wajib yang diprogramkan pemerintah untuk mensejahterakan kesehatan balita dan anak. Program pemberian imunisasi sudah diberikan mulai tahun 1956 di Indonesia, namun sampai sekarang masih banyak balita dan anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap karena terkendala banyak hal. Menurut  yang tidak Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 cakupan pemberian imunisasi lengkap sebesar 59,2%, imunisasi tidak lengkap sebesar 32,1%, dan tidak pernah diimunisasi sebesar 8,7%.Meskipun imunisasi dasar lengkap bersifat wajib, namun masih banyak orang tua yang merasa ragu karena alasan tertentu seperti takut panas, keluarga tidak percaya dengan manfaat imunisasi, tempat pemberian imunisasi terlalu jauh, dan masih banyak hal lain yang menjadi pertimbangan orang tua memberikan imunisasi. Munculnya COVID-19 pada tahun 2019 juga menjadi salah satu alasan kenapa pemberian imunisasi tidak bisa terlaksana dengan baik.  Ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Selama 2 tahun terakhir sejak 2020 – 2021 cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis. Pada 2020 target imunisasi sebanyak 92% sementara cakupan yang dicapai 84%, pada 2021 imunisasi ditargetkan 93% namun cakupan yang dicapai 84%.

Tidak mampunya pencapaian target ini terjadi karena masyarakat takut untuk berinteraksi dengan tenaga kesehatan, yang padahal meskipun diterapkan Sosial Distancing, pemberian imunisasi dasar lengkap harus tetap dapat terlaksana. Oleh karena itu pemerintah mencanangkan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) untuk menaikan prosentase pencapaian imunisasi pada balita dan anak. BIAN terbagi menjadi 2 jenis

  1. Imunisasi tambahan berupa pemberian satu dosis imunisasi campak-rubela secara masal tanpa memandang status imunisasi sebelumnya kepada sasaran sesuai dengan rekomendasi usia yang ditetapkan untuk masing-masing wilayah.
  2. Imunisasi kejar berupa pemberian satu atau lebih jenis imunisasi untuk melengkapi status imunisasi anak usia 12 sampai dengan 59 bulan.

BIAN juga dilakukan dalam 2 tahap berbeda dengan tujuan mempermudah proses pemerataan pemberian imunisasi pada balita dan anak di wilayah Nusantara. Tahap 1 dilakukan mulai bulan mei 2022 untuk wilayah pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua dengan imunisasi yang diberikan berupa imunisasi campak rubela untuk usia 9 sampai 15 tahun, serta imunisasi kejar untuk anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib. Sedangkan BIAN Tahap 2 berlangsung diseluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali mulai Agustus 2022. Imunisasi yang diberikan adalah imunisasi campak rubella menyasar usia 9 sampai 59 bulan, dan imunisasi kejar pada anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.

Kegiatan BIAN dapat ditemukan dibeberapa tempat seperti Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah sakit, dan Fasyankes lain. Tempat pelaksanaan imunisasi ini sengaja dilakukan dibanyak fasyankes dengan tujuan agar masyarakat lebih mudah menjangkau program ini. Kendala yang masih menjadi PR juga adalah tentang pengetahuan masyarakat akan pentingnya imunisasi dasar lengkap pada balita dan anak, ini bukan hanya PR untuk pemerintah saja namun juga untuk tenaga kesehatan sebagaiS pelayanan kesehatan dimasyarakat.

BIAN diharapkan dapat menjadi salah satu pemecahan masalah tentang rendahnya angka pemberian imunisasi dasar lengkap. Juga diharapkan dapat megubah pola pikir masyarakat yang salah tentang manfaat imunisasi yang sebenarnya. Serta dapat mensejahterakan balita dan anak di Indonesia sebagai generasi penerus bangsa yang berkualitas.

LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI !!!